Senin, 16 Desember 2013

Posted by Unknown |
        
1.        Langkah pertama, kita pilih heading pada menu Style


2.        Kemudian pilih Heading 1 untuk format bab.


3.     Setelah heading 1 dipilih, klik “ Save Selection as New Quick Style ” pada menu Style. Ini diperuntukkan agar jika kita sudah beralih ke Bab selanjutnya, maka nama Bab sebelumnya tidak akan berubah.


4.        Setelah langkah ketiga dilakukan, akan muncul perintah seperti ini :


Berikan nama pada kolom name untuk bab. Tujuannya agar jika kita membuat heading lagi untuk sub-bab atau sub-sub bab, kita tinggal klik heading sesuai dengan nama yang sudah kita berikan pada setiap stylenya.


5.   Setelah meemberikan nama “BAB” pada heading 1, pilih Modify pada kotak dialog tersebut. Ini dilakukan untuk memberikan penomeran untuk beberapa bab agar nantinya perpindahan dari bab satu ke bab selanjutnya bisa secara otomatis muncul dengan hanya memilih heading 1 yang sudah diberikan sebuah nama “BAB” pada langkah sebelumnya.
·      Pilih Format, kemudian Numberring.


·     Kemudian pilih Define New Number Format. Kemudian pilih Number Style sesuai yang diinginkan, memakai angka ataupun romawi. Setelah itu pada kotak Number Format, tambahkan tulisan BAB agar nantinya secara otomatis akan tertulis bab 1 pada lembar kerja anda. Kemudian klik OK pada semua kotak dialog.


6.       Maka setelah semua kotak dialog ditutup, secara otomatis akan muncul “BAB 1” pada awal pengerjaan. Jika ingin melanjutkan pada bab berikutnya, maka anda hanya tinggal memilih heading 1 yang sudah terdapat nama BAB. Ini akan mempercepat kita dalam membuat booknote.


7.     Untuk pembuatan sub-bab dan sub-sub bab, maka hal yang harus dilakukan sama dengan langkah – langkah tersebut diatas. Yang membedakan adalah kita harus memakai heading baru untuk sub-bab dan heading baru untuk sub-sub bab, serta nama yang berbeda disetiap stylenya unuk mempermudah kita. Kemudian perbedaan juga terletak pada pemberian nama pada pemberian nama pada Number Format. Karena untuk sub-bab atau sub-sub bab berbeda.
·   Kita pilih modify pada kotak dialog “Save Selection as New Quick Style” untuk format sub-bab, yaitu biasanya dengan penomeran 1.1. Maka jika nanti kita ingin melanjutkan pada sub-bab berikutnya, kita hanya tinggal memilih heding 2 yang sudah diberikan nama SUB BAB. Sehingga secara otomatis akan tertulis 1.2 untuk melanjutkan pada sub-bab selanjutnya. Begitu juga dengan sub-sub bab, kita pilih heading yang belum digunakan sebelumnya.


Jumat, 13 Desember 2013

Posted by Unknown |
1.      Buka Krishand dengan User : Admin dan Password : krishand kemudian klik OK
Sehingga akan muncul tampilan Menu Utama Krishand

Kemudian klik Pemeliharaan Sistem yang tertera pada Menu Utama Krishand seperti gambar berikut ini :

2.      Setelah itu agar password anda tetap aman berada ditangan anda maka silahkan ganti password dengan cara klik Ganti Password seperti gambar berikut ini :

3.      Setelah itu isikan password lama pada kolom Old Password, dan isi password baru sesuai dengan keinginan anda pada kolom New Password kemudian ulangi password baru anda pada kolom Verify, kemudian klik OK
Pastikan anda tidak lupa akan password anda yang baru.

4.      Klik Setup Awal seperti gambar berikut ini :

5.      Maka akan muncul tampilan Setup Awal.
Klik 2 kali pada tulisan Perusahaan seperti gambar berikut ini :

6.      Maka akan muncul tampilan Setup Perusahaan
Isi kolom – kolom yang tersedia sesuai dengan data perusahaan yang akan dikerjakan. Jika sudah terisi semua klik Close.

7.      Setelah tampilan Setup Awal muncul, klik 2 kali pada tulisan Preferensi seperti gmbar berikut ini :

8.      Setelah muncul tampilan Setup Preferensi isi kolom sebagai berikut :
Ket. Aktiva          : AKTIVA
Ket. Pasiva           : KEWAJIBAN & EKUITAS
Bahasa                  : Indonesia
Setelah semua diisi lengkap maka akan seperti gambar berikut ini :
Kemudian klik Close.

9.      Setelah tampilan Setup Awal muncul maka lakukan hal yang sama pada tulisan Cabang, yaitu di klik 2 kali, seperti gambar berikut :

10.   Setelah tampilan Setup Cabang muncul klik New untuk menambahkan cabang yang ada dikota lain, misalnya seperti gambar berikut ini :
Setelah selesai memasukkan semua nama – nama cabang klik Close.

11.      Setelah tampilan Setup Awal muncul klik 2 kali pada tulisan Daftar Perkiraan seperti gambar berikut ini :

12.      Maka akan muncul tampilan seperti gambar berikut ini :

13.   Jika ingin menambah akun – akun baru klik New dan isi No.Perkiraan, Nama Perkiraan, No. Perkiraan Induk, Golongan, Level, Type, CC, dan Perkiraan Kas sesuai dengan akun baru yang akan ditambahkan. Jika sudah selesai klik Close.

14.    Untuk memasukkan saldo awal pada tiap masing – masing akun maka pada tampilan Setup Awal klik 2 kali pada tulisan Saldo Awal seperti gambar berikut ini :

15.    Maka akan muncul gambar seperti gambar berikut ini :
Isi nominal pada masing – masing akun pada kolom Saldo awal
Cara menulis nominal tidak perlu menggunakan titik ataupun koma, misalnya Rp. 50.000.000,00 cukup diketik 50000000. Untuk akun – akun yang saldo awalnya berada disebelah kredit maka penulisan nominal menggunakan tanda minus, misalnya Rp. 3.000.000,00 diketik -3000000.
Jika penulisan saldo awal sudah lengkap klik Close.

16.      Kemudian klik Close untuk tampilan Setup Awal seperti gambar berikut ini :

17.      Setelah tampilan Menu Utama muncul kemudian klik Jurnal seperti gambar berikut ini :

18.     Maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini :

19.     Sesuaikan transaksi yang ada dengan jurnal pada krishand
Cabang dan Periode dipilih sesuai dengan transaksi seperti gambar berikut ini :

20.     Untuk kolom Kode Bukti pilih juga sesuai dengan transaksi, sesuaikan pula No. Bukti, No. Ref, Tanggal, Keterangan, & Last Update sesuai dengan transaksi yang ada.

21.     Pada kolom No. Perkiraan pilih akun – akun yang terkait dengan transaksi seperti gambar berikut ini :

22.  Isi Uraian sesuai dengan transaksi apa yang sedang dijalankan, Debet & Kredit nominalnya diisi sesuai dengan bukti transaksi, jika debet dan kredit balance maka selisih akan bernilai nol (0), seperti gambar berikut ini :


- Semoga Bermanfaat -

Minggu, 08 Desember 2013

Posted by Unknown |
 I.     PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pemikiran kaum klasik telah membawa perubahan besar dalam bidang ekonomi. Salah satu hasil pemikiran kaum klasik telah mempelopori pemikiran sistem perekonomian liberal. Dalam pemikiran kaum klasik bahwa perekonomian secara makro akan tumbuh dan berkembang apabila perekonomian diserahkan kepada pasar. Peran pemerintah terbatas kepada masalah penegakan hukum, menjaga keamanan dan pembangunan infrastruktur.
Peran pemerintah dalam pembangunan harus dibatasi dan berorientasi kepada pembangunan infrastruktur, kesehatan dan pendidikan. Campur tangan pemerintah yang berkelebihan dalam perencanaan pembangunan dikhawatirkan menimbulkan “Government Failure”, seperti birokrasi yang berkelebihan, KKN, dan lain sebagainya. Membatasi APBN dapat mengurangi defisit, karena akan menimbulkan ketidakstabilan di dalam ekonomi. Pemanfaatan kekuatan pasar yaitu mengembangkan pasar yang efisien, bebas dari monopoli, oligopoli, dan eksternal disekonomis. Oleh karena itu kebijakan pemerintah harus bersifat “Market Friendly”.
Beberapa tokoh ekonomi klasik seperti Adam Smith (1723-1790), Thomas Robert Malthus (1766-1834), Jean Baptiste Say (1767-1832), David Ricardo (1772-1823), Johan Heinrich von Thunen (1780-1850), Nassau William Senior (1790-1864), Friedrich von Herman, John Stuart Mill (1806-1873) dan John Elliot Cairnes (1824-1875) memperoleh kehormatan dari Karl Marx (1818-1883) atas keklasikan dalam mengetengahkan persoalan ekonomi yang dinilai tidak kunjung lapuk. Berbeda dengan kaum Merkantilis dan Physiokrat, kaum klasik memusatkan analisis ekonominya pada teori harga. Kaum klasik mencoba menyelesaikan persoalan ekonomi dengan jalan penelitian faktor permintaan dan penawaran yang menentukan harga.
Sebelum tahun 1930-an, aliran pemikiran liberal dari ekonom klasik mendominasi perekonomian global. Dalam aliran klasik mereka meyakini bahwa mekanisme laissez faire (bebas berusaha) dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat secara otomatis dengan tercapainya tingkat kegiatan ekonomi nasional yang optimal (full employment ). Pada suatu saat tertentu GDP mungkin berada di bawah atau di atas tingkat full employment, tetapi kemudian akan segera kembali ke tingkat full employment secara otomatis. Sehingga intervensi pemerintah untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi jangka pendek tidak diperlukan. Menurut mereka peran Pemerintah harus dibatasi seminimal mungkin, karena kinerja pihak swasta lebih efisien dari pada pemerintah.
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1.    Siapa tokoh-tokoh pemikir klasik lainnya?
2.    Bagaimana perkembangan pemikiran dari Thomas Malthus, David Ricardo, Jean Baptiste Say, John Stuart Mill?
1.3  Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah dapat diketahui tujuan dan manfaat sebagai berikut :
1.     Mengetahui tokoh-tokoh pemikir klasik lainnya.
2.    Mengetahui perkembangan pemikiran dari Thomas Malthus, David Ricardo, Jean Baptiste Say, John Stuart Mill.
  
                                                              II.     PEMBAHASAN

2.1  Pemikiran Tokoh Thomas Robert Malthus (1766-1834)
Thomas Malthus dianggap sebagai tokoh klasik setelah Adam Smith yang banyak berjasa dalam pemikiran ekonomi. Malthus menimba ilmu di St.John’s College, Cambridge, Inggris, dan kemudian melanjutkan ke East India College. Untuk pertama kalinya ekonomi politik disiplin ilmu tersendiri. Buku yang ditulisnya : Principles of political economy (1820), definition of political economy (1827), Essay on the principle of population as it affect the future improvement of society (1798), An inquiry into the nature and progress of rent (1815).
Disalah satu bukunya terdapat pikiran yang tidak sejalan antara malthus dengan smith. Dimana smith optimis akan kehidupan manusia namun malthus pesimis dengan hal itu. Penyebab pesimisme Malthus ialah dari faktor tanah. Karena tanah merupakan salah satu faktor produksi yang tetap jumlahnya. Malthus mengamati manusia berkembang jauh lebih cepat dibandingkan dengan produksi hasil-hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia berkembang sesuai dengan deret ukur sedangkan pertumbuhan produksi makanan hanya meningkat sesuai dengan deret hitung. Karena perbedaan tersebut, maka malthus meramalkan akan terjadi bencana yang menimpa manusia.
Berbagai masalah timbul karena adanya tekanan penduduk tersebut, yang pada akhirnya akan berkelanjutan terhadap standar hidup manusia. Baik dalam arti ruang maupun output. Anehnya dalam menghadapi masalah orang selalu menyalahkan keadaan dan lingkungan, akan tetapi tidak pernah menyalahkan diriya sendiri. Dalam bukunya “essays on the principles of population” malthus menguraikan bahwa satu-satunya cara untuk menghindar dari bencana ialah melakukan kontrol atau pengawasan atas pertumbuhan penduduk atau dengan program keluarga berencana. Pandangan diatas dipandang pesimis. Dalam kenyataannya produktivitas tenaga kerja selalu meningkat tiap tahun yang dimulai dari revolusi industri yang kemudian dilanjut dengan revolusi hijau serta revolusi biru. Kenyataan tersebut menunjukan bahwa kemakmuran masyarakat meningkat dari tahun ke tahun. Walau ramalan malthus dinilai berlebihaan, tetapi perlu diwaspadai sebab di beberapa negara di afrika, saat ini sering dilanda kelaparan. Sebagai catatan, perlu dikemukakan, jika seseorang berbicara tentang malthus maka ingatan orang akan lari pada teori populasi yang telah dijelaskan diatas. Sebetulnya selain tentang penduduk, karyanya dibidang lain juga ada.
2.2  Pemikiran Tokoh David Ricardo (1772-1823)
David Ricardo tidak memiliki latar belakang pendidikan ekonomi yang cukup, namun ia telah menggeluti dunia pasar modal sejak usia 8 tahun sehingga ia paham akan dunia ekonomi. Ia memulai karirnya sebagai ekonom pada usia 42 tahun. Buku-buku pertamanya banyak membahas tentang keuangan dan perbankan.
David Ricardo sependapat dengan Smith bahwa labor memengang peran penting dalam perekonomian yang kemudian dikembangkan menjadi teori harga relatif berdasarkan biaya produksi yaitu biaya labor memegang peran penting dalam perekonomian-perekonomian yang kemudian dikembangkan menjadi teori harga relatif berdasarkan biaya produksi yaitu biaya kapital.
Perbedaan David Ricardo dengan Smith terletak pada penekanan, Smith menekankan pada masalah kemakmuran bangsa dan pertumbuhan, sedangkan David Ricardo lebih menekankan pada masalah pemerataan pendapatan diantara berbagai golongan dalam masyarakat.
Ricardo mengemukakan beberapa teori (the principles of political economy and taxation) yaitu :
1.    Teori nilai kerja
2.    Teori sewa tanah
3.    Teori upah alami
4.    Teori uang
5.    Teori keuntungan komparatif
Teori tanah dijelaskannya bahwa jenis tanah berbeda-beda, ada yang subur, kurang subur, dan tidak subur. Makin rendah tingkat kesuburan tanah, makin tinggi biaya rata-rata dan biaya marjinal untuk mengolah tanah tersebut. Makin tinggi biaya, maka keuntungan per hektar tanah menjadi semakin kecil, untuk itu sewa tanah yang lebih subur lebih tinggi dibandingkan dengan sewa tanah yang kurang subur bahkan tidak subur sama sekali. Bagi Ricardo yng menentuka tingginya tingkat sewa tanah adalah tanah marjinal, yaitu tanah yang paling tidak subur yang terakhir sekali masuk pasar.
Teori nilai kerja dan upah alami dijelaskan bahwa nilai tukar suatu barang ditentukan oleh ongkos yang perlu dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut. Ongkos tersebut terdiri dari biaya bahan mentah dan upah buruh. Upah buruh ini besarnya hanya cukup untuk sekedar dapat bertahan hidup dan disebut dengan upah alami. Ricardo menyimpulkan bahwa yang paling menentukan tingkat harga suatu barang adalah tingkat upah alami atau upah besi menurut kaum sosialis.
Teori Ricardo lainnya ialah teori keuntungan komparatif atau teori keuntungna berbanding, menurutnya setiap kelompok masyarakat atau negara sebaiknya menkhususkan diri menghasilkan produk-produk yang dihasilkan lebih efisien. Dengan teori keuntungan berbanding tersebut, tidak diragukan lagi kalau ia dianggap sebagai arsitek utama perdagangan bebas. Pakar ekonomi klasik menyatakan bahwa pengaturan tata niaga ini akan lebih banyak mendatangkan kemelaratan dari pada keuntungan.  
2.3  Pemikiran Tokoh Jean Baptiste Say (1767-1823)
J.B. Say berasal dari Prancis. Lahir pada tanggal 5 Januari 1767. Seperti halnya Ricardo, J.B. Say juga berasal dari kalangan pengusaha, bukan dari kalangan akademis. Keterkaitannya dengan pengembangan teori-teori juga berlangsung pada waktu ia sudah memasuki usia senja, mendekati usia 50 tahun. Ia sangat memuja pemikiran-pemikiran Smith. Sebagai pendukung yang loyal, ia sangat berjasa dalam menyusun dan melakukan kodifikasi terhadap pemikiran-pemikiran Smith secara sistematis. Hasil kerjanya dirangkum dalam bukunya Traite d’Economie Politique (1903). Apa yang dilakukan oleh Baptiste Say ini sangat membantu dalam memahami pemikiran-pemikiran Smith dalam buku The Wealth of Nations, yang bahasanya relatif sulit dicerna oleh orang awam.
Kontribusi Say yang paling besar terhadap aliran klasik ialah pandangannya yang mengatakan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri (supply creates its owm demand). Pendapat Say di atas disebut Hukum Say (Say’s Law). Hukum Say didasarkan pada asumsi bahwa nilai produksi selalu sama dengan pendapatan. Setiap ada produksi, akan ada pendapatan yang besarnya persis sama dengan nilai produksi tadi. Dengan demikian, dalam keadaan seimbang, produksi cenderung menciptakan permintaanya sendiri akan produksi barang yang bersangkutan.
Dengan dasar asumsi seperti ini ia menganggap bahwa peningkatan pendapatan, yang akhirnya akan selalu diiringi oleh peningkatan permintaan. Jadi, dalam perekonomian yang menganut pasar persaingan sempurna tidak akan pernah terjadi kelebihan penawaran (excess supply). Kalaupun terjadi, sifatnya hanya sementara. Pasar lewat “tangan tak kentara” akan mengatur dirinya kembali kearah keseimbangan. Misalnya, kalau penawaran terlalu besar dibanding permintaan, stok barang naik, dan harga-harga di pasar akan turun. Turunnya harga ini menyebabkan produksen enggan berproduksi, sehingga jumlah barang yang ditawarkan kembali sama dengan jumlah barang yang diminta.
Pendapat Say bahwa “produksi akan selalu menciptakan permintaan sendiri” menjadi pedoman dasar dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan itu kemudian dikritik sangat keras sebagai pangkal tolak terjadinya depresi besar-besaran tahun 1930.
Selain terkenal dengan Hukun supply creates it’s own demand Say dapat dikatakan sebagai orang pertama yang berbicara tentang enterpreneur. Begitu juga ia adalah orang pertama yang berjasa mengklasifikasikan faktor-faktor produksi atas tiga bagian, yaitu tanah, labor dan kapital (land, labor and capital). Namun, teori-teorinya tersebut kalah tenar dibandingkan hukum say. Teori ini paling sering dikritik oleh Keynes sebagai pangkal sebab terjadinya depresi besar-besaran tahun 1930-an kemudian.
2.4  Pemikiran Tokoh John Stuart Mill (1806-1873)
Kebayakan pakar ekonomi sepakat bahwa ajaran klasik mencapai puncaknya ditangan J.S. Mill, bapak dari James Mill, juga seorang pakar ekonomi.
Mill dikenal sebagai penulis yang sangat berbakat. Reputasinya sebagai penulis diakui sewaktu ia menerbitkan buku pertama, A System of logic tahun (1843), yang kedua, On the liberty tahun (1859) dan buku yang dikenal lebih luas Essay on Some Unsettled Questions of Political Ekonomy dan Principles Ekonomy With Some of Their Applications to Social Philosophy (1848).
Buku yang terakhir Principles of Political Ekonomy dimaksudkan untuk menyarikan teori-teori ekonomi pada masanya buku tersebut dianggap sebagai apogee dan mazhab klasik, mulai dari pandangan Smith, Malthur, Ricardo, dan Say. Dalam buku tersebut Mill, individualisme tidak lagi tampil kasar dan kaku. Sebagai sesama kaum klasik D John Stuart Mill selalu menentang pihak-pihak yang menuduh paham laissez taise sebagai ilmu yang menyedihkan dan muram (disma) science dan menuduh teori upah Ricardo sebagai teori “upah besi”.
J.S. Mill juga tidak terlalu kaku dengan campur tangan pemerintah, Mill membolehkan campur tangan pemerintah berupa peraturan-peraturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dapat membawa ke arah peningkatan efisiensi dan penciptaan iklim yang lebih baik dan lebih pantas.
J.S. Mill dalam buku-buku ajar tentang pemikiran ekonomi selalu dimasukan ke dalam aliran Klasik walaupun diakhir hayatnya ia menyebut dirinya sendiri “sosialis”.


                                                                                                          III.     PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Selain Adam Smith, masih ada tokoh-tokoh pemikir klasik lainnya, diantaranya Thomas Malthus, David Ricardo, Jean Baptiste Say, dan John Stuart Mill. Thomas Malthus dianggap sebagai tokoh klasik setelah Adam Smith yang banyak berjasa dalam pemikiran ekonomi. Pemikiran yang tidak sejalan antara Malthus dengan Smith. Dimana smith optimis akan kehidupan manusia namun Malthus pesimis dengan hal itu. Penyebab pesimisme Malthus ialah dari faktor tanah. Karena tanah merupakan salah satu faktor produksi yang tetap jumlahnya.
David Ricardo sependapat dengan Smith bahwa labor memengang peran penting dalam perekonomian yang kemudian dikembangkan menjadi teori harga relatif berdasarkan biaya produksi yaitu biaya labor memegang peran penting dalam perekonomian-perekonomian yang kemudian dikembangkan menjadi teori harga relatif berdasarkan biaya produksi yaitu biaya kapital.
Kontribusi J.B. Say yang paling besar terhadap aliran klasik ialah pandangannya yang mengatakan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri (supply creates its owm demand). Pendapat J.B. Say di atas disebut Hukum Say (Say’s Law). Hukum Say didasarkan pada asumsi bahwa nilai produksi selalu sama dengan pendapatan.
J.S. Mill berpandangan bahwa campur tangan pemerintah berupa peraturan-peraturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dapat membawa ke arah peningkatan efisiensi dan penciptaan iklim yang lebih baik dan lebih pantas.
3.2  Saran
Dengan adanya tokoh-tokoh klasik lainnya diharapkan pemikiran-pemikiran mengenai teori ekonomi dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Deliarnov. Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Jakarta : Rajawali Pers, 2010
Boediono, Ekonomi Makro, Yogyakarta: BPFE, 1982, hal. 18.
Ibid, hal. 60.
Posted by Unknown |
·      Membuat Background
1.        Buka MS Power Point 2007
2.        Hilangkan tulisan click add to title dan click add to subtitle dengan cara pada tab home kategori slide klik layout pilih blank
3.    Klik kanan pada lembar kerja MS Power Point 2007 sehingga muncul menu pop up pilih format background (paling bawah)
4.        Pada tab fill pilih picture or texture fill (muncul menu pilihan lainya)
5.        Klik insert from File…. Pilih gambar yang kamu sukai klik insert
6.        Klik tab picture, klik recolor pilih background color 2 light (pojok kiri paling bawah)
7.        Klik Close (anda telah selesai membuat background)
                                           
·      Membuat Shapes
1.    Klik menu inser pilih shapes, setelah muncul pilihan shapes pada kategori rectangles pilih rounded rectangle
2.        Klik and drag pada layar.
3.        Klik diamond (warna kuning) dan geser kekanan sehingga membentuk setengah lingkaran
4.        Klik kanan pada shapes pilih size and position… setelah muncul menu size and position ubah ukuran size dengan height 0,3 inci dan width 7 inci klik coles
5.     Klik kanan pada shapes pilih format shapes setelah muncul menu format shapes pada fill pilih no fill, pada line color pilih solid line dengan color pilih black, text 1, pada line style ubah width menjadi 3 pt, kemudian klik close.
6.     Klik menu home, pada tab clipboard klik panah kecil dibawah paste, pilih duplicate, akan muncul shapes kedua.
7.     Klik kanan pada shapes pilih format shapes pada fill pilih gradient fill, pada pilihan warna “Preset color” pilih warna sesuai dengan pilihan anda, dan pada pilihan “Direction” pilih urutan warna sesuai dengan pilihan anda.
8.        Letakkan shape kedua sehingga menjadi satu dengan shapes pertama
9.        Anda telah selesai membuat shapes (objek kotak)

·      Membuat Text
1.     Klik menu insert pilih Word Art pilih salah satu bentuk word art, ketik tulisan Please wait…. while loading
2.     Klik Word Art yang telah anda buat klik home ubah ukuran font 20 pt atau sesuaikan dengan lebar shape, letakkan tulisan di dalam shapes (selesai membuat tulisan)

·      Membuat Animasi
1.     Klik shapes kedua yang warna hijau, klik menu animation, pilih custom animation, hilangkan tanda centang pada on mouse click, dan beri centang automatically after isikan 00:10
2.        Klik Add effect geser ke Entrance pilih more effect pilih wipe klik Ok
3.     Pada tab custom animation klik kanan pada animatoin yang baru saja anda buat pilih effect option, muncul menu effect option. Pada effect ubah directoin from left, pada tab timing start pilih with privouse, delay isikan 0,5, speed isikan 10 secon, repeat pilih until end of slide klik Ok (selesai membuat animasi shapes)
4.        Klik text Please wait…. while loading, klik add effect geser ke entrance pilih wipe,
5.     Klik kanan pada animation kedua pilh effect option, pada effect ubah animation text by letter, pada tab timing ubah start pilih with privouse, delay isikan 0,5, speed isikan 0,3 secon, repeat pilih until end of slide klik Ok
6.        Klik add effect lagi geser ke emphasis pilih more effect pilih flash bulb ok
7.     Klik kanan pada animation ketiga pilih effect option, pada tab timing ubah start pilih with privouse, delay isikan 0,5, speed isikan 0,3 secon, repeat pilih until end of slide klik Ok
8.        Anda telah selesai membuat animasi pada text
9.        Untuk menampilkan hasil Animasi tekan tombol F5 pada Keyboard
                                         
                                               


~ Selamat Mencoba ~